Jakarta - interaksinews com - Kementerian Agama akan menggelar Silaturahmi Nasional (Silatnas) Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dan Lembaga Keagamaan pada awal Agustus 2025. Rencana ini dibahas bersama oleh Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) dalam rapat koordinasi di Jakarta, Jumat (25/7/2025).
Hadir, 45 peserta dari berbagai unsur kementerian dan lembaga, termasuk perwakilan dari Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Dalam Negeri, Kemenko PMK, serta tokoh-tokoh lintas agama.
Kepala PKUB, Muhammad Adib Abdushomad, menyampaikan bahwa Silatnas bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari proses jangka panjang tindak lanjut nota kesepakatan nasional mengenai pesan kedamaian.
“Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari komitmen bersama sebagaimana diamanatkan Presiden untuk memperkuat kerukunan sebagai fondasi bangsa,” tegas Gus Adib—sapaan akrabnya.
“Kolaborasi lintas kementerian dan ormas keagamaan akan menjadi kekuatan utama dalam memastikan keberhasilan Silatnas,” sambungnya.
Menurut Gus Adib, tema diskusi dalam Silatnas akan lebih spesifik dan kontekstual, mencakup isu-isu aktual seperti ketegangan sosial, dinamika toleransi, dan penguatan peran lembaga keagamaan dalam menjaga stabilitas bangsa. “Harapan kami, forum ini bukan hanya menghasilkan rekomendasi, tapi bukti nyata kontribusi kerukunan untuk Indonesia yang lebih damai,” sebut Gus Adib.
Hal senada disampaikan Tenaga Ahli Menteri Agama Bidang Hukum, HAM, dan Kerukunan Umat Beragama, Andi Salman Maggalatung. Dia menekankan pentingnya merawat kebhinekaan bangsa.
"Indonesia adalah negara besar, plural, dan majemuk. Ini bukan kelemahan, melainkan kekayaan yang harus dijaga. Kekeliruan dalam merawat kerukunan akan berdampak fatal, mengubah nikmat menjadi laknat," ujarnya. Ia menambahkan, Silatnas harus menjadi momentum konsolidasi moral bangsa untuk kembali meneguhkan nilai-nilai kebangsaan dan kemanusiaan.
Staf Ahli Menteri Agama Bidang Hubungan Kelembagaan Keagamaan, Iswandi Syahputra, menggarisbawahi pentingnya keseimbangan antara penegasan keberagaman dan penguatan persatuan. “Kita sering menonjolkan keberagaman, tetapi melupakan pentingnya persatuan. Padahal, kita semua telah bersumpah untuk mengakui satu bangsa, satu bahasa, dan satu tanah air,” ungkapnya.
Ia berharap Silatnas menjadi forum yang mengikat kembali simpul-simpul kebangsaan yang sempat mengendur akibat berbagai dinamika sosial.
Silatnas FKUB dijadwalkan akan dibuka oleh Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara. Diskusi dalam rapat koordinasi ini antara lain memandang perlu mengundang unsur pemuda dan perempuan, serta keterlibatan tokoh agama tingkat nasional dan penguatan peran FKUB daerah sebagai ujung tombak kerukunan.
Silatnas FKUB dan Lembaga Keagamaan 2025 dirancang tidak sekadar menjadi ajang seremonial, namun sebagai panggung konsolidasi nasional, refleksi strategis, dan pendorong lahirnya kebijakan publik yang inklusif dan berkelanjutan dalam menjaga harmoni Indonesia.***
Komentar
Posting Komentar