Proyek PLTP Geo Dipa Ganggu Warga Malam Hari: Pemerintah dan Perusahaan Dinilai Egois, Asal Bacot Tanpa Nurani


KAB BANDUNG, 25  Juli 2025 — Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa Energi yang berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung kembali menuai kritik keras. Bukan hanya karena aktivitasnya yang semakin intensif, namun karena dampak serius yang dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar — terutama saat malam hari.

Suara bising, getaran dan gangguan lingkungan yang terus terjadi pada malam hari membuat warga kehilangan kenyamanan dan ketenangan. Mereka sudah berkali-kali menyampaikan keluhan, namun selalu berakhir di telinga yang tuli. Pemerintah dan pihak perusahaan dianggap hanya sibuk dengan laporan pencapaian dan kelancaran proyek — tanpa sedikit pun empati pada penderitaan rakyat.

"Ini bukan soal proyek, ini soal nurani dan akal sehat. Mereka bertindak seperti penguasa yang tidak mengenal batas. Mau enaknya sendiri, asal bacot, merasa punya kuasa dan kebijakan, tapi tidak pernah benar-benar melihat penderitaan kami di lapangan," ujar salah satu warga dengan nada marah.


Bang Adi, Aktivis Lingkungan dari Forum BaladPandawa, turut angkat bicara.
Menurutnya, proyek Geo Dipa sudah terlalu lama mengabaikan aspek sosial dan ekologis. "Kami menolak keras pola pembangunan yang semena-mena dan melukai masyarakat. Pembangunan tidak bisa dibenarkan kalau rakyatnya justru jadi korban. Ini bukan kemajuan, ini penindasan terselubung," tegas Bang Adi. 

Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa perusahaan maupun pemerintah tidak bisa terus-terusan berdalih bahwa semua telah sesuai prosedur. "Kalau memang sesuai prosedur, kenapa rakyat masih menderita? Jangan-jangan prosedurnya yang dibikin untuk menguntungkan elit saja. Kita tidak bisa membiarkan masyarakat terus dirugikan hanya demi kepentingan korporasi dan birokrat-birokrat rakus," tambahnya. Dilansir dari bongkarr.com

Oknum Pemerintahan dan Perusahaan Dinilai Kehilangan Logika
Warga dan aktivis sepakat bahwa baik oknum di Geo Dipa maupun yang berada di pemerintahan sudah tidak menunjukkan logika waras dalam mengambil keputusan. "Seakan-akan proyek ini adalah hak mutlak mereka. Mereka tidak pikir panjang, tidak memikirkan sebab-akibat, hanya mengejar keuntungan dan pencitraan," kata seorang tokoh masyarakat.

Masyarakat meminta agar aktivitas malam proyek dihentikan segera dan dilakukan evaluasi menyeluruh terhadap dampaknya. Pemerintah juga diminta berhenti bersikap sebagai centeng perusahaan.

Apabila suara warga terus diabaikan, tidak menutup kemungkinan akan muncul gelombang penolakan yang lebih besar. Karena pembangunan yang tidak manusiawi, hanya akan menanam bom waktu di tengah masyarakat. (RED)

Komentar